REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masa kerja Tim Sembilan akhirnya usai. Koordinator Tim Sembilan, Oegroseno tetap berharap tidak adalagi pemain yang tak digaji. Sebab selama masa kerjany, ia banyak menemukan kasus pemain tidak digaji hingga enam bulan.
"Jangan sampai adalagi pemain yang tak digaji," kata Oergroseno di Kantor Kemenpora, Rabu (6/5).
Oegro melanjutkan pemain bola tak sekedar bermain bola. Mereka bekerja demi keluarganya. Namun sangat disayangkan pemain bola Indonesia yang kerap membela negara lewat sepak bola harus menelan pil pahit, tak terima gaji. Sehingga memunculkan kasus pemain bola yang meninggal di kos-kosan atau menjadi satpam setelah pensiun.
Harusnya kata Oegroseno, pemain bola Indonesia bisa sama dengan pemain bola luar negeri. Dengan pendapatan sekali main mereka bisa menabung untuk masa depannya setelah pensiun. Bahkan mereka mampu menjadi miliarder dan tetap menjadi pelaku sepak bola setelah pensiun.
Oegro menyebutkan, faktanya hingga kini, gaji yang tak dibayarkan itu tetap menjadi masalah di sepak bola nasional. "Dalam sebuah kasus ada pemain yang tak bergaji hingga enam bulan dipaksa terima gaji sebulan. Kalau tidak ambil gaji itu berarti tak ada uang lagi," kata dia meyebutkan sebuah kasus.
Permasalah itu salah satunya yang diperbaiki Tim Sembilan dengan rekomendasi verifikasi kepada BOPI. Sebab itu, BOPI meminta persyaratan pelunasan gaji pemain menjadi salah satu syarat utama lolos untuk ISL 2015 yang digulirkan 4 April lalu.