Senin 18 May 2015 16:29 WIB
Kontroversi Nada Alquran

Menag: Langgam Jawa, Lestarikan Tradisi Nusantara

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Membaca Alquran (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Membaca Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, tujuan pembacaan Alquran dengan langgam Jawa adalah menjaga dan memelihara tradisi Nusantara dalam menyebarluaskan ajaran Islam di tanah air. Pernyataan itu dia tulis dalam akun twitternya, Ahad (17/5).

Sejumlah netizen mengapresiasi gagasan Menteri Agama tersebut. Mereka menyebut gagasan itu sebagai kelanjutan syiar Kanjeng Sunan Kalijaga. Penggunaan langgam Jawa juga dinilai sebagai ide cemerlang.

Namun, tidak kalah banyak yang mengkritik gagasan Lukman Saifuddin ini. “Pak Menag, sekalian aja adzan pakai langgam Sinden dan Ronggeng. Asli Indonesia bingits,” kicau seorang pengguna twitter.

“Islam memang tidak identik dengan Arab. Tapi, Islam juga tidak identik dengan Jawa. Tidak ada Islam Arab apalagi Islam Indonesia,” tulis netizen lain.

Kontroversi ini berkaitan dengan pembacaan ayat-ayat Alquran dengan langgam Jawa pada Peringatan Isra’ Mi’raj pekan lalu di Istana Negara. Sebelumnya, Lukman mengaku jika penggunaan langgam ini merupakan gagasannya sendiri, bukan kehendak Jokowi.

“Saya menyimak kritik yang berkeberatan dengan adanya pembacaan Alquran dengan langgam Jawa. Tapi, saya juga berterima kasih kepada yang mengapresiasinya,” kicau Menteri Agama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement