REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menpora Imam Nahrawi mengatakan, pihaknya akan melakukan berbagai langkah dan kajian yang muaranya pada prestasi sepak bola Indonesia.
"Yang paling penting adalah bagaimana semua ini bermuara pada prestasi. Kita harus melihat di mana prestasi sepak bola Indonesia. mestinya semakin hari semakin baik, bukannya semakin mundur," kata Imam usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di kantor Presiden Jakarta, Senin (25/5).
Nahrawi menilai persepakbolaan Indonesia jika dilihat ke belakang belum ada sesuatu sesuatu yang mencerahkan dan prestasi yang membanggakan.
Terkait dengan opsi yang disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menpora mengatakan hal tersebut akan menjadi kajian dan harus dipertimbangkan kembali kemungkinan-kemungkinan SK Menpora terkait pembekuan PSSI direvisi serta memberikan kewenangan Tim Transisi untuk mengawasi secara profesional.
"Ini terus didorong terus agar kita tidak dipermalukan. Kita sebagai bangsa besar tidak dipermalukan lagi oleh negara-negara yang mestinya di bawah kita. Harus ada pembenahan total," tegas Menpora.
Nahrawi mengungkapkan permintaan Presiden Jokowi agar dilakukan pembenahan sepak bola dan jangan takut lagi untuk masa depan sepak bola Indonesia. "Harapan beliau (Presiden) ada pembenahan sepak bola kita. Jangan ada kekhawatiran tertentu, lalu kita lama memutuskan ini," katanya.
Terkait dengan ancaman sanksi dari FIFA, Nahrawi menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu berandai-andai, tapi lebih fokus pembenahan sepak bola untuk bisa berprestasi.