Kamis 28 May 2015 14:16 WIB

Israel Tantang Hamas Lakukan Dialog

Rep: c07/ Red: Esthi Maharani
Presiden baru terpilih Israel, Reuven Rivlin (kiri), mendengarkan pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Knesset, Gedung Parlemen Israel, di Jerusalam, Selasa (10/6) waktu setempat.
Foto: AP Photo
Presiden baru terpilih Israel, Reuven Rivlin (kiri), mendengarkan pidato Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Knesset, Gedung Parlemen Israel, di Jerusalam, Selasa (10/6) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Presiden Israel Reuven Rivlin menantang Hamas untuk berdialog. Ia mengaku tak mempermasalahkan dengan siapa ia berdialog, tetapi isi dari pembicaraan yang dianggapnya lebih penting.

"Sebenarnya tidak penting bagi saya dengan siapa saya akan bericara melainkan tentang apa yang akan dibicarakan," ujar Rivlin dalam wawancara di stasiun televisi dan radio Isrel, Rabu (27/5).

"Saya tidak memiliki keengganan untuk bisa bernegosiasi dengan siapa saja yang siap untuk bernegosiasi dengan saya," katanya.

"Pertanyaannya adalah apa yang mereka inginkan dalam negosiasi?  Jika mereka ingin bernegosiasi eksistensi saya, maka saya tidak akan bernegosiasi dengan mereka," tambahnya.

Adapun ISrael dengan sekutunya di internasional, menerapkan pelarangan terbuka melakukan kontak langsung dengan Hamas. Sejak perang jalur Gaza tahun lalu, setiap pembicaraan dalam gencatan senjata,  melalui mediator Mesir.

Sementara itu, pemimpin Hamas di Gaza, Ismail Haniya, mengatakan setelah pertempuran tahun lalu, tidak akan negosiasi langsung dengan musuh Zionis.

Israel kembali melakukan serangan udara ke wilayah Gaza pada Rabu (27/5). Serangan udara tersebut merupakan balasan kepada roket dari wilayah Gaza jatuh di dekat kota pelabuhan Ashdod, Israel pada Selasa (26/5) kemarin.

Seorang pejabat Hamas dengan syarat anonim membenarkan ada satu roket ditembakkan ke Israel pada Selasa (26/5) malam, namun tidak jelas siapa yang menembakkannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement