REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menanggapi insiden minyak mentah yang tumpah ke laut setelah terjadi kebocoran saluran pipa bawah laut milik Pertamina RU IV Cilacap pada Rabu (20/5), Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menyatakan bahwa pihaknya telah mengatasi dampak tumpahan minyak ini. Dwi menyatakan, untuk menindaklanjuti dampak lain daerah, Pertamina akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
"Itu sudah kita lakukan hari ini sudah selesai dan clean up. Itu kan ada asuransinya, sudah tercover dengan asuransi. Untuk tindak lanjutnya tentu saja kami akan berkordinasi dengan pemda di sana," jelas Dwi, usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan komisi VII DPR, Rabu (27/5).
Dwi menambahkan, dampak lingkungan sudah teratasi dan kerugian perusahaan telah ditanggung oleh asuransi.
Sebelumnya, genangan minyak mentah yang awalnya hanya menggenangi kawasan lepas pantai Pulau Nusakambangan, menyebar hingga beberapa lokasi di pantai selatan Cilacap hingga Kebumen.
Dari pemantauan di berbagai kawasan pantai wilayah Cilacap pada Ahad (24/5), minyak mentah yang berwarna hitam pekan ini antara lain menggenangi perairan obyek wisata pantai Teluk Penyu dan menyebar hingga ke beberapa titik lokasi pantai yang cukup jauh, seperti Pantai Widara Payung di wilayah Kecamatan Kroya Cilacap hingga pantai Karangbolong Kabupaten Kebumen.
Mengatasi hal ini, pihak Pertamina meminta bantuan para nelayan untuk ikut mengambil dan menampung minyak mentah yang mencapai kawasan pantai. Dengan membawa jiregan, drum dan ember, ratusan nelayan di Pantai Teluk Penyu turun ke laut bukan untuk menangkap ikan. Namun untuk menampung minyak mentah, kemudian diserahkan pada Pertamina.
Pihak Pertamina Cilacap, kebocoran minyak mentah terjadi saat salah satu kapal tangker yang melakukan pembongkaran muatan minyak melalui Single Point Mooring (SPM) di lepas pantai Pulau Nusakambangan atau 16 mil dari garis pantai Teluk Penyu.