REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Mathlaul Anwar, Dr KH Tengku Zulkarnain mengibaratkan kerinduan orang saleh pada Ramadhan seperti kerinduan seorang istri yang lama ditinggal suami.
Sebentar lagi, sang suami yang ditunggu-tunggu akan hadir. Tentu ia mempersiapkan segala sesuatunya demi kehadiran sang suami yang lama dinantinya.
Demikian pula orang saleh. Ia akan mempersiapkan fisik dan mental untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai ladang amal yang bisa menghasilkan sebanyak-banyaknya.
"Jadikanlah seolah-olah ini Ramadhan ini, Ramadhan terakhir. Tak ada lagi kesempatan kecuali Ramadhan ini. Kalau sudah seperti itu, kita harus mempersiapkannya dengan baik,'' pesan KH Tengku kepada Republika di Jakarta, Rabu (10/6).
Lebih lanjut, Tengku Zulkarnain mengingatkan, berapa banyak tahun lalu kawan-kawan dekat kita atau sanak famili kita masih bisa berpuasa bersama-sama kita. '' Tahun ini, mereka tidak bisa lagi berpuasa, karena sudah wafat,'' ujarnya.
Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini menerangkan, soal umur dan kematian, tak ada yang tahu. Karena itu, menjadi rahasia Allah SWT. '' Mungkin saja, ini Ramadhan kita yang terakhir.''
Kalau kita tidak sungguh-sungguh mempersiapkan Ramadhan kali ini, kata kyai Tengku, siapa tahu di Ramadhan tahun depan kita tidak bertemu lagi.
''Jadikanlah seolah-olah ini Ramadhan terakhir, seperti sabda Rasulullah SAW kaannaka tamutu ghadan (seakan-akan engkau akan mati besok),'' ujarnya mengingatkan.