REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penumpang kereta "commuter line" (KRL) diperkirakan menurun hingga 30 persen usai Lebaran 2015 dari 855.000 penumpang menjadi sekitar 500.000 penumpang dikarenakan sebagian besar penumpang melakukan tradisi mudik.
Direktur Utama PT Kereta Api Commuter Jabodetabek Muhammad Nurul Fadhil mengatakan, perkiraan tersebut tidak mempengaruhi aktivitas KRL. Layanan tetap berjalan seperti biasa karena masih terdapat penumpang yang melakukan perjalanan jarak dekat, seperti ke Depok dan Bogor.
"Perjalanan dikurangi 40 perjalanan jadi berkurang, untuk Sabtu Minggu memang kita kurangi karena kita juga butuh perawatan," katanya, Rabu (10/6).
Namun, dia mengatakan pihaknya tidak mengurangi dengan adanya pengurangan penumpang tersebut, selain itu juga tidak ada perubahan tiket selama arus mudik dan balik Lebaran 2015. "Kita tarif segitu saja, enggak ada perubahan. Nanti ribut lagi kalau ada kenaikan tarif," katanya.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menilai penurunan tersebut wajar karena Lebaran sebagai ajang tradisi nasional yang harus diprioritaskan. "Pasti mengurangi pendapatan, tapi kita melihat ini kebijakan untuk memihak upaya untuk pemudik," katanya.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sarana kereta api untuk mengangkut pemudik pada Lebaran 2015 di antaranya, lokomotif (siap operasi 410, stamformasi 386 dan cadangan 24), sementara itu untuk kereta (siap operasi 1.637, stamformasi 1.523 dan cadangan 114).
PT KAI sendiri menyediakan 44.904 kursi per hari untuk KA jarak jauh.
Untuk KA tambahan, KAI DAOP I juga menjalankan 13 KA tambahan Lebaran dengan jumlah 15.148 kursi, yang telah mulai penjualan tanggal 11 April untuk keberangkatan 10 sampai dengan 16 Juli 2015 atau H-7 sampai dengan H-1, sementara untuk arus balik keberangkatan tanggal 17-26 Juli 2015 atau H1 sampai dengan hari H kedua plus delapan hari setelahnya (H2+8), pemesanan sudah dibuka tanggal 18 April.