Kamis 11 Jun 2015 09:48 WIB

PBNU Optimistis Islam Nusantara Bertahan

Warga Nahdliyin
Foto: Antara
Warga Nahdliyin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konsep Islam Nusantara berbasiskan nilai dan norma keislaman yang telah tumbuh kembang di gugusan kepulauan Nusantara dinilai harus terus dikembangkan supaya terlihat tak ada dominansi Islam dari Timur Tengah di Indonesia.

 “Islam Nusantara tidak dibangun dengan basis finansial sebagaimana yang lazim dilakukan oleh lembaga dan aktor politik yang memburu kekuasaan. Misi ini butuh kerja bertahap dan jangka panjang,” ujar Wasekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama M Sulton Fatoni, dalam rilisnya, Kamis (11/6).

Meski demikian, ujar Sulton, muslim Indonesia patut optimistis mengingat kerja keras ini sebenarnya tidak dimulai dari titik nol. Yang terpenting saat ini, menurutnya, ada kemampuan muslim Indonesia mempengaruhi struktur sosial yang lebih besar lagi untuk merajut kembali kesamaan-kesamaan yang telah ada.

Ia meyakini bahwa Islam Nusantara itu bukan ‘agama baru’ sebagaimana yang dikhawatirkan beberapa kalangan yang sudah jenuh dengan konflik Sunni-Syiah-Wahabi. Islam Nusantara, imbuhnya, juga bukan aliran baru seperti ketakutan beberapa orang yang telah masuk dalam pusaran pertentangan Jaringan Islam Liberal dan Hizbut Tahrir Indonesia.

“Islam Nusantara adalah wajah keislaman yang ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia di dalamnya. Ajaran Islam yang terimplementasi di tengah masyarakat yang mental dan karakternya dipengaruhi struktur wilayah kepulauan,” jelas Sulton.

 Praktik keislaman tersebut tercermin dalam perilaku sosial budaya muslim Indonesia yang moderat (tawassuth), menjaga keseimbangan (tawazun), dan toleran (tasamuh).

“Dalam konteks ini, Islam Nusantara bukan memaksakan diri agar terjadi peleburan, namun melakukan proses penyadaran tentang pentingnya wajah Islam yang lain di luar muslim Timur Tengah,” tegas Sulton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement