REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan dapat menjadi momentum meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah keterpurukan ekonomi yang melanda Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk bisa memanfaatkan bulan yang dipercaya umat Islam sebagai bulan kebaikan dan penuh rahmat dengan berbagi kepada sesama manusia.
"Kita harapkan umat bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk beribadah sebaik-baiknya untuk berbagi bersama, mengeluarkan infak dan zakat bagi yang mampu," ujar Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin ketika dihubungi Republika, Rabu (17/6).
Didin mengakui kondisi ekonomi bangsa saat ini tengah terpuruk. Menurutnya, fakta kurs dolar Amerika Serikat sudah mendekati angka Rp 14 ribu mengkhawatirkan. Hal itu, ungkapnya, akan berdampak pada harga sembako semakin mahal dan daya beli masyarakat semakin berkurang.
Meski begitu, Didin mengaku bersyukur karena kondisi itu langsung berhadapan dengan Ramadhan. "Ramadhan bagi muslim bulan yang mengedepankan aspek spiritual. Ini ruang bagi pemerintah untuk meningkatkan kinerja agar jadi lebih baik," kata Didin.
Didin pun mengimbau masyarakat untuk memperbanyak ibadah sosial selama Ramadhan. Ia mengaku, zakat, infak, dan sadaqah (ZIS) kini bukan sekedar alternatif tapi justru bagian penting dalam peningkatan kesejahteraan. "(ZIS) bagi saya salah satu pengaman dari kesenjangan dan kelaparan yang mungkin terjadi," ujarnya.
Didin mengaku memiliki kabar gembira di tengah keterpurukan ekonomi bangsa. Berdasarkan data Baznas pusat, penerimaan zakat justru mengalami peningkatan.
Pada kuartal pertama 2015 peningkatan zakat mencapai 37 persen dari tahun sebelumnya. "Saya pikir itu kesadaran yang luar biasa karena ternyata masyarakat masih memiliki keinginan untuk berbagi," kata Didin.