Kamis 18 Jun 2015 12:59 WIB

Bulan Puasa-Lebaran tak Banyak Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Rep: c91/ Red: Dwi Murdaningsih
Revisi Pertumbuhan Ekonomi. Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Revisi Pertumbuhan Ekonomi. Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2015 hanya naik sedikit dari Kuartal I. Pada kuartal I Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,71 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Moneter BI Juda Agung mengatakan, bulan puasa di pertengahan Juni tak akan banyak membantu dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II. Ia melihat pertumbuhan konsumsi pada kuartal pun bakal cenderung flat ke arah lima persen.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II hanya akan tumbuh sedikit dibanding kuartal I," katanya di Jakarta, Kamis, (18/6). Berdasarkan data BPS, terlihat penurunan impor selama Januari sampai Mei 2015 sebesar 17,9 persen dengan nilai 60,97 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu.

Impor Mei juga turun 21,4 persen dibandingkan Mei tahun lalu. Penurunan impor terjadi pada semua komponen, baik bahan baku maupun bahan modal.

Sejak Januari sampai Mei 2015, impor bahan baku tercatat 46,1 miliar dolar AS, turun 18,92 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 56,86 miliar. Kemudian impor baramg modal ikut turun 14,6 persen menjadi 10,47 miliar dolar AS dalam lima bulan pertama 2015. Bahkan impor barang konsumsi turun 14,4 persen dari 5,14 miliar dolar AS menjadi 4,4 miliar dolar AS.

Meski begitu, Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo optimis pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 5 persen di 2015. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) pun menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia dari 5,2 persen menjadi 4,7 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement