REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Solidaritas lahir sebagai buah persaudaraan. Ada sikap saling menyayangi, kesediaan untuk menjalin persatuan dan tolong menolong, kemudian bergerak mencapai tujuan bersama. Inilah yang perlu dikuatkan umat Islam dalam Ramadhan kali ini.
“Ada pelajaran dari Ramadhan itu, yang istilahnya saya sebut ibrah ijtima’iyah atau pelajaran kemasyarakatan,” kata Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), KH. Maman Abdurrahman, kepada ROL, Rabu (24/6).
Ibrah ijtima'iyah itulah solidaritas. Rasul terkenal sangat dermawan, lantas menjadi lebih dermawan lagi saat bulan Ramadhan. Menurut Maman, Muslim harus sangat memperhatikan saudara sesamanya yang membutuhkan bantuan.
Perilaku dermawan Rasul ini harusnya menjadi contoh di kalangan umat Islam. Ia menambahkan, Rasulullah juga sangat sederhana dalam makan minum pada bulan Ramadhan lantaran mengutamakan mereka yang memerlukan bantuan.
Karena itu, kata Maman, saat Ramadhan solidaritas kita harus lebih tinggi terhadap al fuqara wal masakin atau orang-orang yang membutuhkan. Ia tidak menampik bahwa solidaritas sosial bukan semata-mata menyumbang fakir miskin, tetapi menurutnya, untuk sementara itu perlu terlebih dulu dikuatkan selama Ramadhan.