REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Artawati (10 tahun) siswi kelas 5 Sekolah Dasar (SD) itu anak yang pandai. Sejak kelas 1 sampai kelas 4 perestasi selalu diraihnya. Wati panggilan karibnya, selalu meraih peringkat pertama di kelas hingga saat ini.
Prestasi sekolah Wati perlu diacungi jempol. Namun, Wati seorang anak dhuafa. Ajat Sudrajat dari Lazismu Garut mengatakan, kedua orangtua wati telah berpulang. Dia hanya diasuh oleh seorang nenek yang kini usianya sudah 60 tahun. Oleh neneknya ini, Wati mendapat arahan dan bimbingan.
a
“Sejak balita orangtuanya telah meninggalkan Wati untuk selamanya,” kata Ajat saat dihubungi (29/6).
Nenek Wati juga terlihat sudah rapuh. Namun semangatnya merawat dan membesarkan Wati dilakukannya tanpa pantang menyerah. Kendati demikian, guru dan warga sekitar, ikut bersama-sama membantu Wati.
Dari laporan Lazismu Garut sebelum Ramadan, kediaman nenek dan Wati saat ini sudah tidak layak lagi. Kondisi rumahnya sudah jauh dari rumah sehat sederhana. Mereka tinggal di Gugunungan Kelurahan Margawati, di sebuah rumah berukuran kira - kira 3 x 7 meter2.
Di dalamnya hanya terbagi menjadi 2 tempat yaitu kamar dan ruangan depan. Di ruang depan tersebut hanya terlihat perabot dapur. Terlihat dari depan rumahnya tempat memasak dan tumpukan kayu bakar. Nenek sudah tidak bekerja lagi, dikarenakan kondisi tubuhnya yang sudah tua. Untuk makan sehari-hari mereka mendapat dari para tetangga dan kerabat dekat.
Wati sampai saat ini masih mendapat pendampingan dari Lazismu Garut bersamaan dengan program Ramadhan welas asih berbagi 200 paket gembira bersama jompo renta.