REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Politikus Israel-Arab, Basel Ghattas, mengutuk upaya deportasi yang dilakukan Israel atas kapal aktivisi pro-Palestina, The Marianne. Ghattas, beserta anggota parlemen Eropa, Ana Miranda dan 14 orang lainnya dideportasi pada Selasa pagi (30/6) setelah tertangkap berada di The Marianne.
"Pada akhirnya, kita melihat Freedom Flotilla III mencapai tujuan utamanya - untuk menarik perhatian lokal dan global pada krisis kemanusiaan di Gaza, yang merupakan hasil dari pengepungan Israel di Jalur Gaza," katanya setelah dibebaskan dari tahanan polisi pada Senin malam, dilansir dari Aljazeera pada Selasa (30/6).
Ghattas mengatakan, ia yakin usaha dan operasi Israel untuk menghentikannya akan memicu gerakan aktivis dari seluruh dunia untuk membawa armada lainnya, sampai blokade di Gaza dihapuskan.
Kampanye aktivis datang ketika Israel menghadapi tekanan besar dari internasional atas tindakan mereka di Gaza. Laporan PBB pekan lalu mengatakan Israel dan pejuang Palestina mungkin telah melakukan kejahatan perang selama konflik 50 hari di Jalur Gaza pada musim panas lalu.
Israel berdalih blokade diperlukan untuk menghentikan senjata tiba di Jalur Gaza melalui laut. Rekonstruksi dari ribuan rumah hancur selama konflik belum dimulai, dan blokade Israel dan kurangnya dukungan dari donor internasional disebutkan sebagai penyebab gagalnya rekosntruksi.