REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH – Presiden FIFA, Sepp Blatter tidak akan menghadiri final Piala Dunia Perempuan 2015 di Kanada. Ketidakhadirannya itu menyangkut komitmen yang telah ia buat saat ini di Zurich, pernyataan itu sudah dikonfirmasi oleh juru bicara FIFA.
Pengacara Sepp Blatter, Richard Cullen, juga menyatakan hal yang sama. Ia menegaskan kliennya tidak akan melakukan perjalanan ke Kanada setelah kasus yang baru saja mengguncang FIFA. Jubir FIFA mengungkapkan bahwa presidennya itu baru kali ini tidak akan menyerahkan trofi Piala Dunia Wanita dalam pemerintahannya selama 17 tahun ini.
“Karena komitmen mereka saat ini di Zurich, presiden FIFA dan Sekjen FIFA akan tetap di markas FIFA,” kata jubir tersebut kepada Insider yang dilansir pada Rabu (1/7).
Sementara itu wakil presiden FIFA Issa hayatou, yang telah menjadi anggota komite eksekutif paling senior di turnamen yang akan melaksanakan tugas-tugas presiden di final di Vancouver BC Place Stadium pada Ahad (10/7) waktu setempat.
Seharusnya Sekjen Jerome Valcke menghadiri pembukaan turnamen pada 6 Juni lalu, namun ia dilarang berangkat karena skandal tersebut. Dengan adanya kasus itu dia juga tidak akan menghadiri final.
Kabar ketidak hadiran Blatter pada final maupun symposium perempuan FIFA pada tanggal 3-5 Juli nanti di Vancouver merupakan penghinaan besar bagi sepak bola perempuan.
Namun hal itu akan menjadi alasan lain yang dapat digunakan untuk memukul FIFA atas penanganan turnamen itu. Dimana pertandingan besar yang dimainkan oleh sejumlah pemain internsional dimainkan di lapangan dengan rumput sintetis. Tentu hal itu tidak akan pernah terjadi di sepak bola pria.
Selain itu juga ada masalah lain, pelatih Jerman Silvia Neid baru-baru ini mengkritik fasilitas hotel untuk timnya. Karena timnya harus berbagi dengan tim lain yang akan melawan timnya di turnamen. Hal itu menurut Neid janggal terjadi, karena seharusnya mereka dipisahkan. Ia mengaku kejadian ini tidak terjadi pada semifinal saja namun sudah terjadi di seluruh turnamen, dan ini tidak pernah terjadi di turnamen sepak bola pria.
Korupsi dan skandal suap melanda FIFA, dengan investigasi yang dilakukan oleh FBI dan otoritas Swiss, efektif memaksa Blatter untuk mengumumkan diri untuk "meletakkan mandatnya" empat hari setelah terpilih kembali pada bulan Juni. Dia tidak diselidiki, tetapi skandal mengancam untuk menyentuhnya dan dia tidak bepergian ke luar negeri sejak Kongres FIFA pada 27 Mei.