REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Militer Iran mengatakan telah mengerahkan dibangunnya sistem radar jarak jauh baru di negaranya. Hal ini menandakan penguatan pertahanan udara di hari-hari terakhir pembicaraan kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Farzad Esmaili meeluncurkan radar Ghadir di kota Ahwaz, Provinsi Khuzestan barat daya dekat perbatasan Irak.
Iran mengatakan, unit Ghadir dirancang dan diproduksi sepenuhnya di dalam negeri. Unit tersebut dapat mendeteksi pesawat di radius 600 km dan rudal balistik di jarak 1.100 km. Bahkan Ghadir dapat mengidentifikasi miniatur pesawat tak berawak.
"Menemukan dan pelacakan kendaraan udara mikro (MAV) adalah salah satu kualitas khusus dari sistem radar Ghadir," katanya dikutip kantor berita Fars, dilansir Reuters.
Iran telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan pertahanan udaranya. Setelah pejabat AS dan Israel memperingatkan aksi militer untuk mengurangi program nuklirnya dan dalam diskusi untuk membeli sistem rudal canggih S-300 dari Rusia.
Iran dan kekuasaan dunia membuat kemajuan dalam pembicaraan nuklir pada Sabtu (4/7). Tetapi tetap bersengketa pada isu-isu seperti pencabutan sanksi PBB dan pengembanan sentrifugal canggih. Negosiator telah memberikan waktu sampai 7 Juli untuk mencapai kesepakatan.