REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Mustakim (31 tahun) menjajakan dagangannya beberapa meter setelah pintu keluar tol Cikopo-Palimanan di Palimanan, Cirebon pada Jumat (17/7) sore. Ia menjual mi instan gelas, kopi, dan beberapa makanan ringan lain.
Mustakim tak sendirian. Sejumlah pedagang asongan juga tampak menunggu pemudik yang melintas dan sengaja berhenti untuk membeli dagangan mereka.
"Dulu saya berjualan di Pantura. Sekarang Pantura sepi jadi saya pindah ke sini (gerbang tol Palimanan)," ujar Mustakim, Jumat (17/7).
Warga Desa Kempek, Gempol, Kabupaten Cirebon itu mengaku momen mudik sangat ia tunggu. Pada momen mudik, ia bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari berjualan asongan. Bahkan, di hari Lebaran pun ia tetap berjualan.
Mustakim berkata, dalam sehari ia bisa mendapatkan penghasilan kotor Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Ia mengaku hampir seluruh pedagang asongan dadakan seperti dirinya yang biasa berjualan di Pantura kini pindah ke tol Cipali.
"Di sini lebih ramai," alasan Mustakim.
Mustakim mengaku ia kerap diusir petugas baik patroli tol maupun polisi karena berjualan di bahu jalan tol. Akan tetapi, katanya, ia dan pedagang lain bisa berjualan sekitar dua ratus meter atau di sekitar jembatan penyeberangan setelah gerbang tol Palimanan.
"Yang penting tidak melebihi plang dilarang setop itu. Kalau lebih dari situ pasti diusir," katanya.