REPUBLIKA.CO.ID, PANTURA -- Geliat ekonomi di jalur Pantura yang sempat lesu pada masa mudik pekan lalu kini mulai berdetak.
Kabar lengangnya Pantura dibanding Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sejak H-7 Lebaran 2015 lalu membuat para pemudik memilih kembali ke Jakarta via jalur di sepanjang pantai utara ini.
Imbas ramainya lalu lintas balik via Pantura membuat para pedagang di sepanjang jalur Pantura dikerubuni pelanggan. Satu yang paling mencolok ramai dikunjungi pemudik adalah sentra telur asin di jalur arteri Pantura Brebes Jawa Tengah.
Kisah sumringah pedagang telur bebek siap makan ini mengalir dari mulut Siti (42 tahun). Kios dagangannya yang kebetulan berdiri di sisi kiri jalan arah Jakarta membuat para pengemudi mengunjunginya.
Ragam telur asin jenis rebus, bakar, dan panggang yang sempat lesu penjualannya ketika Tol Cipali dioperasikan 14 Juni 2015 lalu kini mulai menunjukkan peningkatan.
Sejak lebaran hari pertama pada Jumat pekan lalu hingga Rabu (22/7), Siti mengaku mengantongi keuntungan belasan juta Rupiah. Padahal, di pekan-pekan sebelum lebaran penjualan telur rebusnya tak sampai Rp 1 juta dalam sehari.
"Kami memang sudah bersiap kalau Tol Cipali dibuka maka akan ada pengaruh ke penjualan, tapi ternyata banyak pemudik sepertinya pulang ke Jakarta memilih lewat Pantura karena lebih lengang," kata Siti berkisah kepada Republika.
Siti menjelaskan, saat permintaan telur asin lesu ataupun ramai, harga yang ia jajakan per butirnya sama. Rebus Rp 3.500, bakar Rp 3.700, dan panggang oven Rp 4.000.
Bak kacang goreng di tengah pentas pasar malam, Siti mengaku dalam sehari tak kurang dari seribu butir telur berhasil dijualnya. Meski demikian, bila dibanding tahun lalu omset penjualan telur asin di kios yang telah ia kelola sejak 1992 ini memang mengalami penurunan.
"Tahun lalu masih bisa dua kali lipat dari lebaran kali ini, tapi seperti sekarang juga sudah lumayan karena masih dapat untung," ungkap Siti penuh syukur.