Jumat 24 Jul 2015 14:14 WIB

Dirjen Migas Minta Pertamina tak Kurangi Premium

Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7).   (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk tidak mengurangi kuota premium setelah adanya pertalite.

"Pemerintah apresiasi produk pertalite ini dan kepada Pertamina, kami minta premium tidak dikurangi," katanya dalam sambutan saat uji pasar pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 31.1.02.02 Abdul Muis, Jakarta, Jumat (24/7).

Ia mengapresiasi atas kreativitas Pertamina dalam membuat varian baru untuk pilihan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan. "Produk pertalite ini kita perlu beri apresiasi karena memberikan varian baru untuk produk BBM yang bisa dimanfaatkan, digunakan untuk masyarakat," ujarnya.

Ia berharap Pertamina dapat menyosialisasikan secara intensif kepada masyarakat terkait kelebihan dari pertalite dengan oktan 90 tersebut yang dapat membuat pembakaran mesin lebih baik. "Dengan adanya produk varian baru ini, kami harap terus disosialisasikan kepada masyarakat ini lebih bersih dari premium," tuturnya.

Ia juga berharap agar Pertamina memastikan bahwa pertalite ini tidak memberikan kesan mengurangi kuota premium di tiap SPBU melainkan sebagai pilihan alternatif BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan.

Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian juga mengatakan agar pertalite tidak mengganti posisi premium. Pertalite memiliki peran sebagai BBM alternatif. "Pertalite boleh diproduksi dan dijual oleh Pertamina, tetapi premium harus tetap ada di setiap SPBU," katanya. Ia mengatakan Pertamina telah menyelesaikan pengujian secara teknis dan perizinan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya memastikan tidak ada pengurangan kuota premium sekalipun telah ada produk baru untuk bahan bakar minyak, yakni pertalite. "Kita tidak ada rencana untuk mengganti premium," katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement