REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi atau kenaikan harga barang/jasa pada Juli 2015 sebesar 0,93 persen. Bahan makanan dan transportasi menjadi penyumbang terbesar inflasi Juli.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyampaikan, kelompok bahan makanan menjadi penyebab utama terjadinya inflasi Juli dengan andil 0,40 persen. Sedangkan penyumbang terbesar kedua adalah sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,35 persen.
"Kebutuhan saat bulan puasa menjadikan kelompok bahan makanan menjadi penyumbang andil terbesar inflasi," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (3/8).
Di sektor transportasi, kata Suryamin, inflasi dipengaruhi oleh tarif angkutan karena adanya arus mudik dan arus balik lebaran. "Transportasi cukup besar memberikan andil karena ada dua momen yang mempengaruhi. Sebelum lebaran ada arus mudik, dan setelah lebaran arus balik. Pengaruhnya cukup besar," kata Suryamin.
Dengan inflasi Juli sebesar 0,93 persen, maka inflasi tahun kalender tercatat 1,90 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun 7,26 persen.
Dari 82 kota, 80 kota mengalami inflasi, sedangkan 2 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi terttinggi terjadi di Pangkal pinang 3,18 persen, terendah Pematang Siantar 0,06 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Merauke -0,65 persen.