REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- KH Mas Subadar adalah salah seorang Rais Syuriah PBNU ini sangat dikenal di kalangan jam’iyyah umat Islam terbesar di Indonesia ini. Ia sering mengemban tugas-tugas khusus di organisasi tersebut.
Di forum kiai, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur sering ditunjuk sebagai juru bicara. Sikapnya yang teguh dan senantiasa berpegang teguh pada koridor kajian fiqh klasik itulah yang menyebabkan sering dilibatkan dalam bahtsul masa’il yang diselenggarakan NU.
Tutur katanya juga halus, argumentatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan bahasa masyarakat yang dihadapi. Ini membuat masyarakat di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur sering mendatangi pengajian yang diisinya. Mereka tertegun menyimak ceramah dan orasinya.
Di organisasi NU pada tahun 1967 ia mulai berkiprah. Mula-mula ia aktif di IPNU, dua tahun kemudian namanya langsung mencuat sebagai ketua GP Anshor Pasuruan.
Aktivitasnya di organisasi sempat terhenti setelah menikahi Aisyah pada tahun 1969. Baru pada kisaran 1976, kembali terjun dalam kegiatan organisasi dan sekaligus mengemudikan kepemimpinan Pesantren Raudhotul Ulum.
Pada tahun 1980, ia terpilih sebagai Rois Syuri’ah NU Cabang Pasuruan dan kemudian menjabat sebagai Wakil Rais Syuri’ah NU Jawa Timur.