Kamis 06 Aug 2015 13:13 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Kisah Ketika tidak Ada yang tak Mau Jadi Ketua Umum Muhammadiyah

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Joko Sadewo
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin didampingi tim peninjau dari luar negeri memberikan keterangan kepada wartawan disela-sela muktamar Muhammadiyah ke 47 di kampus Unismuh Makassar, Sulsel, Rabu (5/8).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin didampingi tim peninjau dari luar negeri memberikan keterangan kepada wartawan disela-sela muktamar Muhammadiyah ke 47 di kampus Unismuh Makassar, Sulsel, Rabu (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah pernah mengalami kondisi terekstrem pada Muktamar ke-32 di Purwokerto. Saat itu, tidak ada satu orang pun anggota PP Muhammadiyah yang terpilih, yang bersedia menjadi ketua umum.

"Sembilan anggota PP terpilih tidak ada yang mau jadi ketua," kata Ketua Panitia Pemilihan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar Sulawesi Selatan Dahlan Rais, saat menceritakan peristiwa tersebut.

ketika itu, lanjut dia, anggota PP lantas berangkat ke tanah minang untuk meminta kesediaan Buya AR Sutan Mansur untuk menjadi ketua persyarikatan dan hijrah ke Yogyakarta. "Untungnya beliau bersedia," kata Dahlan.

Sementara dari Muktamar ke-47 ini, sudah terpilih 13 nama anggota PP Muhammadiyah akan disahkan Muktamar pada Kamis (6/8) malam. Setelah itu, akan ada pengesahan Ketua Umum yang ditunjuk oleh rapat anggota PP.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement