REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sanksi FIFA membuat aktivitas persepakbolaan Indonesia mati suri setelah seluruh stakeholder sepak bola kehilangan mata pencahariannya. Tak adanya agenda kompetisi membuat banyak klub memilih mengistirahatkan para pemain. Akibatnya para pemain sepak bola pun kehilangan sumber pendapatannya, tak terkecuali pemain berlabel tim nasional Indonesia.
Tidak banyak para pemain yang akhirnya memilih banting setir untuk sementara, sampai sepak bola nasional kembali sehat. Namun sampai kapan sepak bola kembali seperti semula, sementara para pemain juga membutuhkan pendapatan guna menjaga agar dapur tetap mengepul.
Contohnya, pemain PSIS Semarang Andreantono Ariza, yang memilih berjualan es kelapa muda, Saktiawan Sinaga memutuskan untuk beternak sapi. Bahkan ada yang lebih beruntung dengan beralih sebagai pemain sinetron, yaitu Oktovianus Maniani.
Namun ada sedikit sisi positif di saat kompetisi Liga Indonesia mandek, yaitu berubahnya paradigma pemain nasional, yakni berubahnya cara pandang para pemain lokal tersebut. Jika selama ini mereka lebih betah tinggal di 'rumah' sendiri ketimbang memilih merantau ke negera lain. Maka pola pikir daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri, sedikit demi sedikit berubah.
Buktinya, sejumlah pemain Indonesia memilih eksodus ke luar negeri. Misalnya Greg Nwokolo, yang memilih menyusul Sergio van Dijk bermain untuk klub Thai Premier League (TPL) 2015. Jika Van Dijk sejak tahun lalu membela Suphanburi dan dikontrak 2,5 musim, maka Greg bergabung bersama BEC Tero Sasana. Bahkan debutnya bersama klub barunya tersebut cukup menjanjikan. Pemain Indonesia berdarah Nigeria itu sukses mencetak gol di laga debutnya bersama BEC Tero Sasana pada ajang Piala Liga tengah pekan kemarin.
Padahal Greg sendiri baru masuk pada paruh pertandingan babak kedua, tetapi sukses memperpanjang nafas BEC Tero di menit ke-90 setelah sundulannya menghujam keras gawang Lamphun. Skor jadi imbang 1-1 dan bertahan sampai babak adu penalti.
Lain Greg lain Andik Vermansah. Keputusannya menerima tunangan Selangor FC, sangat tepat. Tidak menutup kemungkinan mantan pemain Persebaya itu, bakal bernasib sama dengan pemain nasional saat ini, kehilangan pendapatan. Di tanah rantau, Andik Vermansyah menjadi bintang utama Selangor FA di Liga Malaysia.
Winger kelahiran Jember ini tampil menawan sepanjang awal musim. Pekan lalu pemain berusia 23 tahun tersebut baru aja menyalamatkan klubnya dari kekalahan. Tendangan bebasnya sukses mengecoh kiper PDRM, hasilnya Selangor berhasil terhindar dari kekalahan dengan skor akhir 1-1.
Kemudian Dedi Gusmawan, pemain yang pernah memperkuat Mitra Kukar itu juga telah memutuskan untuk hijrah ke luar negeri. Pemain yang beroperasi di lini belakang itu bergabung bersama Zayar Shwe Myay FC, salah satu klub Myanmar National League (MNL) 2015. Dikabarkan Dedi diajak oleh pelatih Zayar Shwe Myay FC, Stefan Hansson, pelatih lama Mitra Kukar.
Tidak lama kemudian, giliran mantan penggawa Arema Cronus, Victor Iqbonefo yang memilih dipinjamkan ke klub lokal Thailand. yakni Osotspa Saraburi. Victor sebelumnya sempat menjajal kompetisi di Thailand. Bersama Greg Nwokolo, ia memperkuat Chiangrai United FC sebagai pemain pinjaman dari Pelita Jaya pada tahun 2012 silam.
Kabarnya Adam Alis, Yongki Aribowo, Kim Kurniawan, serta Evan Dimas menyusul mereka memilih ke luar negeri untuk mencari keberuntungan. Tak tanggung-tanggung Evan, yang merupakan mantan kapten tim nasional U-19 Indonesia, dikabarkan akan menjalani trial ke Spanyol.