Kamis 13 Aug 2015 04:09 WIB

Pulau Jawa tak Seharusnya Jadi Satu-satunya Target Pembangunan

Rep: Sapto Andika / Red: Karta Raharja Ucu
Mantan Menko Bidang Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) berfoto bersama wartawan seusai melaksanakan serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Mantan Menko Bidang Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) berfoto bersama wartawan seusai melaksanakan serah terima jabatan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil tidak ingin percepatan pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa. Sofyan beralasan, Jawa sudah menjadi pulau yang terlalu banyak penghuninya. Sehingga, Jawa tidak seharusnya menjadi satu-satunya target pembangunan.

"Saat ini pertumbuhan dan pembangunan ekonomi masih terpusat di Jawa. Saya khawatir Jawa ini adalah pulau yang sudah over populated. Sudah banyak ide tentang hal ini," ujar Sofyan, saat serah terima jabatan sebagai Menteri Bappenas dari Andrinof Chaniago, pejabat sebelumnya, Rabu (12/8).

Andrinof mengaku takjub ketika berkunjung ke ruang kerja dan disuguhi banyak dokumen yang harus dipelajari. Hal ini, katanya, jauh berbeda dengan apa yang dialaminya saat masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.

"Jadi saya yakin di sini adalah karta karya akademis yang baik. Ketidak mampuan kita dalam mengelaborasi dan promosiin adalah kendala politik. Saya berjanji sebuah negara maju karena good policy. Good policy harus dipikirkan," kata Sofyan saat memberikan sambutan perdana di lingkungan Kementerian Bappenas.

Selain itu, Sofyan juga secara khusus meminta kepada pegawainya untuk tidak segan memberikan kritik kepadanya. Sofyan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika serta Menteri BUMN di masa pemeritahan Presiden SBY dan Menteri Koordinator Perekonomian di era Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement