Kamis 20 Aug 2015 21:48 WIB

Simbol yang Menghilang

Rep: Frederik Bata/ Red: Fernan Rahadi
Andrea Pirlo
Foto: AP Photo/Massimo Pinca
Andrea Pirlo

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Frederik Bata

Twitter: @BataEddy

Pengagum Juventus tentu sudah tak asing dengan istilah La Fidanzata d'Italia. Kalimat yang berarti juve adalah kekasih Italia.

Ungkapan ini merujuk pada beberapa hal. Antara lain kontribusi besar penggawa Bianconeri untuk Gli Azzuri sepanjang jaman. Kedua, bagaimana dominasi para Italiano sendiri untuk tim yang bermarkas di kota Turin itu.

Kita membedah kasus yang pertama. Hingga saat ini, sudah ratusan pemain Bianconeri yang masuk tim nasional Italia. Bahkan dalam setiap edisi Piala Dunia yang berujung trofi, Juve menjadi penyumbang tenaga terbanyak. Kali perdana pada 1934, sekitar sembilan pemain Le Zebre berstatus penggawa Gli Azzurri yang sukses merebut Gelar.

Pun demikian dengan sukses di Jerman. Sembilan tahun lalu, lima jagoan Juventus masuk dalam skuad Marcelo Lippi. Hingga kini pun, nama-nama seperti Gianluigi Buffon, Claudio Marchisio, Giorgio Chielinni, Leonardo Bonucci, dan sebagainya adaah perwakilan gladiator Nyonya Tua di kamar ganti La Nazionale.

Masih mendominasi memang. Hampir tak ada yang berubah dari zaman ke zaman. Namun, untuk kategori kedua, rasa-rasanya perlahan mulai hilang tergerus perkembangan zaman.

Di tengah minimnya regenerasi dalam negeri Spaghetti, Juventus seakan kesulitan mencari produk lokal. Walhasil Perlahan tapi pasti pengisi starting XI tim tersebut mulai bertebaran nama-nama asing terutama. Tidak ada lagi pesona semacam Alessandro Del Piero atau Roberto Baggio sebagai attacante utama La Vechia Signora.

Sepeninggal Andrea Pirlo, kenyataan ini semakin tak terbantahkan. Masih ada Buffon, Bonucci, Andrea Barzagli, dan lain-lain. Topi setidaknya di lini depan, hampir semuanya "barang impor".

Sebastian Giovinco sebagai produk lokal yang diharapkan menjadi suksesor Del Piero Cs malah tampil melempem. Alhasil ia harus dilepas ke klub lain. Juga Alessandro Matri, Fabio Quagliarella, hingga Ciro Immobile yang terlampau sulit bersaing dengan penyerang dari luar.

Tahun ini masih ada Simone Zaza yang berstatus anggota Gli Azzurri di lini depan Bianconeri. Kendati begitu, hampir pasti ia hanya menjadi pemain pelapis. Sebab, di area tersebut bercokol sederet penyerang kelas wahid non Italia. Antara lain Paulo Dybala, Mario Madzukic, Kingsley Coman, serta Alvaro Morata. Belum lagi jika dihitung dengan Fernando Llorente yang belakangan dikabarkan bakal keluar dari Turin.

Berkaca dari fakta tersebut, pertanyaan mengenai Juventus sebagai kekasih Italia masih mungkin terjawab untuk kasus dominasi anggota mereka di timnas. Tapi jika merujuk pada tradisi klub ini yang selalu memakai orang asli, maka rasa-rasanya simbol itu perlahan menghilang.

Sebuah korban bisnis sepak bola modern yang selalu mencari pemain terbaik. Segendang sepenarian dengan negeri Piza yang tak mampu melahirkan generasi ala Fabio Cannavaro Cs. Alhasil ungkapan Juventus adalah Italia dan Italia adalah Juventus perlu ditelaah lagi.

Meski begitu masih ada dampak positif yang ditimbulkan dari dinamika yang terjadi, yakni Pola permainan Bianconeri mulai lebih fleksibel. Bahkan sebagian besar tim ini memainkan sepak bola menyerang.

Kecuali menghadapi tim yang memiliki kualitas mumpuni, barulah, armada Juve sedikit bermain rapat. Jika tidak, maka alur penguasaan bola layaknya total football kerap diperagakan.

Berbanding terbalik dengan kondisi beberapa dekade lalu. Di mana tim periah scudetto 31 kali ini lebih terkenal dengan pola Catenaccio, yakni cara bermain dengan konsep pertahanan grendel. Meski sering meraih trofi, namun pola itu cenderung membosankan.

Apapun itu, semua perubahan yang terjadi adalah bagian dari bisnis sepak bola modern. Semua Juventini khususnya di tanah air harus memahami. Bukan tidak mungkin jika di area penjaga gawang, dengan menuanya Buffon, satu atau dua tahun lagi akan menjadi milik Norberto Neto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement