REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E. Halim mengatakan untuk menangani permasalahan ekonomi saat ini pemerintah perlu memperkuat konsolidasi kebijakan dan tidak ada lagi kebijakan yang berseberangan.
"Pemerintah harus fokus dan jangan sampai gamang dalam menghadapi keadaan ekonomi global saat ini," katanya menanggapi kondisi perekonomian Indonesia saat ini, di kampus UI, Depok, Rabu (26/8).
Ia mengatakan pemerintah seharusnya memberi sinyal positif ke pasar dan masyarakat agar kepercayaan terhadap pemerintah dapat diperkuat. "Integrasikan kebijakan hulu-hilir dan jangan lagi sekedar mengejar popularitas. Karena ternyata popularitas tidak bisa menyelesaikan tekanan nilai tukar, kartel, kelangkaan pangan dan sebagainya," ujarnya.
Menurut dia, saat perekonomian seperti ini 'orkestrasi' kebijakan menjadi penting dengan catatan sang "dirijen" mengerti betul nada dan ketukannya. Orkestrasi kebijakan tidak bisa terwujud jika hanya direspon dengan kebijakan yang sporadis apalagi sektoral.
"Bagi masyarakat kepentingannya sederhana yakni pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan pantas," katanya.
Pelaku usaha kepentingannya adalah iklim bisnis yang kondusif sehingga harus diperhatikan pemerintah saat ini, katanya. Menurut dia, kekeringan kini melanda sebagian lahan poduksi kita sehingga potensi kelangkaan pangan besar sekali.
Di saat yang sama ada persoalan tata niaga pangan yang semrawut, nilai tukar rupiah terus melemah, katanya. "Jangan salah perusahaan asing sebagian tutup buku pada Agustus. Apalagi September ada jadwal pembayaran utang baik utang negara maupun swasta," katanya.
Hal ini semua, ujarnya, perlu segera diantisipasi dan jangan sampai terlambat. "Kita harus ingat cita-cita kemerdekaan semata-mata mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.