REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah sudah menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk menghadapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Paling penting dihadapi masalah itu karena sudah ada instrumen-instrumen dari Bank Indonesia dan otoritas jasa keuangan (OJK)," kata Presiden Jokwi Widodo di Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/8).
Usai melakukan penandatanganan prasasti tanda dimulainya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Presiden mengatakan masalah krisis itu tidak hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia melainkan juga banyak negara.
"Hampir seluruh negara mengalami (Kenaikan kurs dolar AS) ini," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga menguraikan tentang masalah manfaat listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penerangan.
"Listrik tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga untuk belajar anak-anak dan para nelayan. Hasil tangkapan ikan bisa dimasukan ke 'fresher' yang tentunya membutuhkan listrik," katanya.
Presiden Joko Widodo hadir di lokasi PLTU Desa Ujung Negoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, sekitar pukul 09.45 WIB dengan menumpang pesawat helikopter milik TNI Angkatan Udara.
Pada kesempatan itu, Presiden didampingi sejumlah menteri, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir