REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jerman berniat memberikan pinjaman sebesar 400 juta euro kepada Indonesia untuk pengembangan energi baru terbarukan, termasuk geotermal. Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel menjelaskan, pemberian kredit ini merupakan bagian dari portofolio Jerman dalam pengembangan energi baru terbarukan sebesar 2 miliar euro atau setara dengan Rp 31,69 triliun.
Indonesia, lanjutnya, masuk dalam deretan negera yang dibantu dalam skema pembiayaan. Tak hanya itu, target pemerintah untuk menambah kapasitas listrik 35 ribu megawatt ternyata juga menjadi magnet tersendiri bagi Jerman.
"Dana ini dititikberatkan pada energi terbarukan, untuk sementara ini jumlah kredit yang diberikan 400 juta euro dan sudah konkret dalam pipeline pendanaan, mungkin jumlahnya tidak seimpresif negara lain tapi satu yang kita lakukan tidak pernah ingkar janji," ujar Georg kepada media, Selasa (1/9).
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Prof. Raldi Hendro Koestoer meyakini, rencana Jerman untuk membantu proyek energi baru terbarukan ini akan berjalan lancar. Dari sisi teknologi, lanjutnya, Jerman sudah dinilai mumpuni dalam pengembangan teknologi. Selain itu, Raldi menilai komitmen Jerman tidak perlu diragukan lagi.
"Kalau Jerman tidak mungkin bohong ya. Mereka profesional," lanjutnya.
Raldi juga menambahkan, mengabdi mekanisme pembiayaan nantinya masih akan terus didiskusikan dengan pemerintah Jerman. Pada intinya, Indonesia menerima niat baik Jerman untuk masuk ke dalam proyek listrik nasional ini.
"Ini disesuaikan dengan kapasitas kita, nanti bagaimana pola pinjamannya. Saya pikir ini penting karena ramah lingkungan kan. Saya lihat kenapa jerman sangat orientasi pada Renewable Energy, karena mereka sudah advance di Eropa," lanjutnya.