REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Calon kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump kebingungan saat ditanya siapa nama pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta sejumlah petinggi kelompok militan lainnya, dalam sebuah wawancara siaran langsung. Padahal sebelumnya Trump mengaku sudah akrab dengan pemimpin ISIS.
Seperti dilansir the Independent, Jumat (4/9), Trump tampak meraba-raba jawaban berulang kali dalam sebuah wawancara pada Kamis (3/9). Terutama saat diminta menyebutkan nama para pemimpin ISIS, Hizbullah, Front al-Nusra dan Alqaidah.
Pembawa acara Hugh Hewit meminta Trump menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar militan di Timur Tengah. Trump mengatakan itu pertanyaan yang tak perlu dipertanyakan saat nanti ia menjabat sebagai presiden.
"Mereka akan musnah," katanya.
"Nama-nama yang baru disebutkan, mereka mungkin tak akan berada di sana lagi dalam enam bulan atau satu tahun," kata Trump.
Kecanggungan semakin bertambah, kala Trump mengaku salah mendengar pertanyaan mengenai Tentara Quds Iran. Trump malah menjelaskan perlakuan terhadap Kurdi.
Padahal sebelumnya, Trump mengaku akrab dengan Komandan Quds Qassem Soleimani. Trump juga gagal menjawab pertanyaan tentang dia. "Kurdi, ngomong-ngomong, dianiaya dengan mengerikan," kata Trump.
Hewitt kemudian mengkoreksi pertanyaanya. Ia kembali menanyakan mengenai Tentara Quds.