REPUBLIKA.CO.ID, WINA--Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) segera menyambut anggora baru. Seperti dilansir CNN Selasa (8/9), Indonesia dikabarkan bergabung kembali dengan organisasi minyak itu setelah keluar selama tujuh tahun.
CNN menulis, bergabungnya kembali Indonesia ke dalam OPEC didorong keinginan RI dalam peningkatan investasi dan produksi.
Indonesia akan menjadi salah satu anggota OPEC dengan produksi minyak paling sedikit. Menurut perkiraan Badan Energi Internasional, produksi minyak RI rata-rata 870 ribu barel per hari pada 2015.
Jumlah ini adalah setengah dari total produksi Indonesia saat puncak pada akhir 1970-an. Indonesia pun sempat mengundurkan diri dari keanggotaan pada 2009 karena penurunan produksi.
Meski Indonesia kemungkinan akan tetap menjadi importir minyak, RI diyakini akan tetap terpengaruh keputusan kebijakan OPEC. Itu terutama saat keanggotannya diaktifkan kembali pada Desember mendatang.
Dari segi populasi, Indonesia merupakan negara keempat dengan populasi terbesar di dunia. Artinya, negara ini akan sangat membutuhkan lebih banyak minyak di masa depan. "Indonesia telah memberikan kontribusi banyak untuk sejarah OPEC," ujar pernyataan resmi OPEC dalam sambutannya kepada Indonesia.
Sejauh ini, 12 negara anggota OPEC telah memainkan peran kunci dalam gejolak pasar minyak. Mereka, khususnya Arab Saudi, menolak untuk memotong produksi meski harga minyak sedang turun.
Hal ini untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan memaksa produsen yang tidak dapat mengatasi pasar minyak berharga rendah menyerah. Strategi ini pun berhasil. Banyak industri penghasil minyak, seperti Rusia, Venezuela, dan Canada terpukul dengan rendahnya harga minyak.