REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri mrncatat penyaluran kredit Kelapa sawit termasuk produk turunannya mencapai sebesar Rp 57,4 triliun sampai dengan Juli 2015 atau tumbuh 5.13 persen (yoy) dari periode yang sama pada tahun lalu, sebesar Rp 54,6 triliun.
Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Indarto Pamoengkas menyebutkan, dari total pembiayaan tersebut, pembiayaan khusus pada pengembangan perkebunan kelapa sawit (on farm) mencapai Rp 49,7 triliun. Sedangkan pembiayaan pada sektor off farm, yang meliputi produk turunan kelapa sawit baik refinery maupun oleochemical mencapai Rp 7,7 triliun.
Di samping itu, Pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP Sawit) telah menunjuk Bank Mandiri sebagai Bank penerima pembayaran pungutan ekspor sawit. Hal itu tertuang dalam Nota Kesepahaman Bersama mengenai Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia.
"Bank Mandiri akan menyediakan jasa dan layanan perbankan serta informasi dalam menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana pungutan ekspor sawit," jelasnya dalam konferensi Palm Oil Industry Development Conference (POIDEC) 2015 di Hotel Borobudur, Rabu (9/9).
Indarto mengungkapkan, pengembangan industri kelapa sawit secara terencana, efisien dan mematuhi aturan yang berlaku akan membuat Industri Kelapa Sawit Indonesia kokoh dan sehat. Bank Mandiri memiliki sejarah panjang pembiayaan perkebunan kelapa sawit yang dimulai dari 4 Bank Legacy yang akhirnya merger menjadi Bank Mandiri. Saat itu bank-bank milik negara selalu diikutsertakan pemerintah dalam berbagai skema pembiayaan program seperti PIR KHUSUS, PIR TRANS, PIR KKPA, PBSN I,II, III, hingga program KPEN-RP.
“Kami senantiasa meningkatkan kualitas pembiayaan dengan melakukan kajian rutin mengenai industri kelapa sawit baik melalui riset internal maupun dengan melibatkan pihak eksternal yang kompeten, mencakup semua aspek baik mikro maupun makro sehingga dapat membantu kami menjaga kualitas kredit secara optimal,” tambah Indarto.