Senin 14 Sep 2015 15:32 WIB

Dirut Mandiri: Idealnya Rupiah di Rp 13 Ribuan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin memberikan paparannya dalam ramah tamah dengan para pemimpin redaksi di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (11/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin memberikan paparannya dalam ramah tamah dengan para pemimpin redaksi di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bertengger di kisaran Rp 14.300 pada awal pekan ini. Berdasarkan Bloomberg Dollar Indeks, rupiah dibukan di level Rp 14.325,8 per dolar AS pada Senin (14/9). Sedangkan menurut kurs tengah Jisdor Bank Indonesia, rupiah di level Rp 14.322 per dolar AS.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menyatakan, nilai tukar rupiah seharusnya masih di kisaran Rp 13 ribu per dolar AS. "Saya bilang secara fundamental angkanya harusnya tidak segini, harusnya di Rp 13.000-an," jelasnya kepada wartawan seusai seminar dan peluncuran buku "Bijak Ber-eBanking" di Jakarta, Senin (14/9).

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar saat ini adalah kepercayaan dan persepsi terhadap kondisi ekonomi. Dia menilai, trust dan confident para pelaku usaha dan pelaku pasar perlu dijaga. Dia juga meminta media untuk tidak memberitakan yang buruk soal rupiah agar nilai tukar tidak semakin melemah.

Meski rupiah melemah, menurutnya indikator perekonomian Indonesia masih menunjukkan angka positif. Hal itu dilihat dari inflasi yang turun ke level 0,93 persen (mtm) atau 7,26 persen (yoy) pada Juli 2015. Selain itu, defisit transaksi berjalan (CAD) juga turun ke level di bawah 2,5 persen dan neraca perdagangan yang surplus sejak Desember 2014.

Agar nilai tukar kembali menguat, dia meminta pemerintah mempercepat penyerapan anggaran. Agar kepercayaan masyarakat dan dunia usaha semakin tinggi terhadap pemerintah. "Salah satunya mestinya anggaran dipercepat, pemerintah kan sebenarnya punya uang untuk di-spend, ya penghematan dari subsidi BBM," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement