Jumat 25 Sep 2015 09:56 WIB
Insiden Mina

MUI: Pengawas Haji Harusnya Pandu Jamaah tak Lakukan Hal Berbahaya

Rep: c 16/ Red: Indah Wulandari
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tiga orang jamaah haji asal Indonesia dikabarkan menjadi korban yang meninggal dalam tragedi Mina, Kamis (24/9). Belajar dari kejadian tragis ini, pengawas haji diminta betul-betul memberikan pengarahan pada para jamaah agar memilih cara aman dalam beribadah.

"Pengawas haji harus betul-betul diberikan penataran agar para jamaah yang didampingi tidak melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatan," ujar Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain, Jumat (25/9).

Tengku melihat tragedi Mina terjadi dipicu karena banyak para jamaah yang memaksakan diri. Semua jamaah ingin melakukan lempar jumrah pada waktu yang afdal.

Berdasarkan pengalaman Tengku saat haji, para jamaah biasanya cenderung memaksakan diri melakukan wukuf pada pukul 07.00-09.00 yang merupakan waktu-waktu padat jamaah. Padahal, ada kemungkinan para jamaah sudah mengalami kelelahan fisik setelah melakukan wukuf di Arafah.

Lebih parahnya lagi, Tengku menambahkan, para jamaah sengaja melakukan lempar jumrah dipagi hari karena ingin mengejar waktu melaksanakan shalat Idul Adha di Makkah. Padahal, tidak ada kesunatan untuk melakukan shalat Idul Adha bagi jamaah haji.

"Ini lebih berbahaya karena memeras tenaga yang sangat banyak," ujar Tengku.

Untuk itu, pembimbing-pembinbing haji harus betul-betul mengingatkan bahwa melempar jumrah tidak mesti dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap afhal. Lantaran sebenarnya lempar jumrah masih bisa dilakukan pada waktu lepas Dhuhur maupun Ashar yang merupakan jam-jam sepi.

“Lempar jumrah bisa dilakukan sampai Maghrib atau di ujung waktu agar lebih aman,” ujarnya.

Hal lainnya yang dapat memicu terjadinya tragedi Mina, menurut Tengku, karena ketidakdisiplinan jamaah. Sering ditemui banyak jamaah yang melawan arus setelah melempar jumrah. Hal tersebut sangat berbahaya karena ada jutaan orang disitu.

Namun, terlepas dari itu semua, Tengku turut berduka cita atas kejadian tersebut. Ia berharap semoga tragedi serupa itu tidak terulang lagi.  

Tengku juga mengimbau kepada keluarga korban agar senantiasa bersabar dan pasrah kepada Allah SWT. "Serahkan kepada Allah SWT karena tidak ada yang bisa melawan takdir-Nya," tutup Tengku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement