REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pesawat militer Rusia dikabarkan tengah melakukan pengintaian di wilayah Suriah namun belum melancarkan serangan, kata pejabat Amerika Serikat pada Jumat (25/9).
Pentagon mengatakan Rusia dalam beberapa pekan belakangan membangun operasi militer di pangkalan udara Latakia di Suriah baratlaut dan mengirim sedikit-dikitnya 500 tentara bersama jet tempur, tank, artileri, dan peralatan militer berat ke sarana itu.
"Kami melihat beberapa gerakan pesawat ISR (sandi, pengamatan dan pengintaian) Rusia," kata Kolonel Pat Ryder, juru bicara Komando Pusat Militer AS atau lebih dikenal sebagai CENTCOM, yang melakukan pengawasan terhadap kelompok IS di Irak dan Suriah dilansir AFP Sabtu (26/9).
"Kami menyadari gerakan udara Rusia, namun setahu saya tidak ada serangan hingga saat ini," tambahnya.
Setidak-tidaknya, AS secara resmi mengetahui jelas niat Rusia di Suriah, namun pengamat menduga Moskow memberikan dukungan kepada Presiden Bashar al-Assad, sekutu lamanya. Ryder mengatakan militer AS tidak memiliki kontak dengan rekan-rekannya dari Rusia.
"Pintu terbuka untuk diskusi yang potensial di masa depan dalam hal bagaimana Rusia dan AS serta koalisi bisa bekerja sama, tetapi masih terlalu dini bagi saya untuk membahas apa yang mungkin terjadi selanjutnya," kata Ryder.
AS mengatakan akan menyambut keterlibatan Rusia dalam perang koalisi melawan para jihadis ISIS, tetapi memperingatkan terhadap Moskow yang mendukung rezim Assad untuk menyerang para pemberontak di lapangan.
"Jika Rusia mengambil tindakan-tindakan terhadap kelompok-kelompok selain ISIL (IS), maka hal tersebut merupakan sesuatu yang kami pasti akan pandang dengan perhatian besar," kata Ryder.