REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama merespon insiden penembakan di kampus komunitas, Umpqua Community College di Oregon yang menewaskan 10 orang dan melukai tujuh orang lainnya, Kamis (1/10). Obama berjanji mengetatkan hukum pengendalian senjata agar warga tidak sembarangan memiliki senjata api.
"Sehingga tidak mudah bagi seseorang yang ingin menyakiti orang lain memiliki senjata," kata Obama dalam konferensi pers.
Ayah dua anak ini menyebut Inggris dan Australia memiliki hukum yang ketat sehingga bisa mencegah penembakan massal.
Obama mengatakan motif penembakan bisa bermacam-macam, termasuk kegilaan. Menurutnya, AS bukan satu-satunya negara dengan orang-orang gila dan ingin melukai orang lain.
"Tapi kita adalah satu-satunya negara maju yang selalu mengalami penembakan massal ini setiap beberapa bulan," tambahnya.
Sehingga pengetatan hukum, tambahnya menjadi keharusan. Sheriff wilayah Douglas, John Hanlin mengonfirmasi 10 korban tewas. Menurutnya, nama-nama korban tidak akan dirilis hingga dua hari kedepan dan korban tewas masih mungkin bertambah.
Hanlin mengatakan otoritas sempat terlibat baku tembak dengan pelaku sebelum menembaknya hingga tewas. Menurut CNN, empat senjata diamankan dari lokasi, termasuk satu senapan laras panjang.