Rabu 07 Oct 2015 11:34 WIB

Saham Sektor Industri dan Perbankan Diburu

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi penutupan di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9). Republika/Tahta Aidilla.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi penutupan di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9). Republika/Tahta Aidilla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal pekan ini naik tajam. Bahkan di awal pekan kenaikan mencapai tiga persen, dan terus bertahan di zona hijau hingga pembukaan hari ini, Rabu (7/10).

IHSG kemarin ditutup menguat 102,08 poin atau 2,35 persen di 4445,781. Hari ini, IHSG masih sanggup di zona hijau meski hanya naik tipis, yaitu 0,612 persen atau 27,195 poin ke level 4.472,976.

Saham sektoral juga terlihat mayoritas menghijau. Sama seperti beberapa hari sebelumnya, peningkatan kinerja paling tajam terjadi di sektor industri, seperti industri kimia dasar yang naik 1,165 persen. Adapun indeks saham sektor finansial juga masih terpantau menguat 1,189 persen.

Sementara, pergerakan ke area negatif terjadi pada indeks saham sektor perdagangan jasa dan investasi. Sektor ini memerah 0,071 persen.

Pada pembukaan perdagangan Rabu (7/10), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling aktif dalam transaksi penjualan saham. Nilai frekuensi transaksi saham emiten perbankan ini mencapai 1.174 dengan harga Rp 9.675. Adapun nilai frekuensi saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencapai 1.016 dengan harga Rp 1.585.

Di pasar saham, Analis dari First Asia Capital (FAC), David Sutyanto mengatakan pembelian bersih asing kemarin mencapai Rp 844.83 miliar. "Aksi beli terutama melanda sejumlah saham berkapitalisasi besar yang bergerak di perbankan, otomotif, dan telekomunikasi," katanya, Rabu (7/10).

Pada perdagangan hari ini, ia melihat masih ada peluang penguatan lanjutan. Itu terutama dukungan dari penguatan rupiah yang juga diperkirakan akan berlanjut meski pasar mewaspadai aksi ambil untung jangka pendek.

"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di 4420 dan resisten di 4.510 cenderung menguat," ujar David.

Sementara, Kepala Riset dari NH Korindos Securities Indonesia, Reza Priyambada menilai penguatan IHSG selama beberapa hari ini akibat respon positif pasar atas isu-isu global.

Data laju indeks manufaktur di AS yang mengalami pelemahan menurutnya membuat investor melanjutkan sentimen positifnya. Itu seiring spekulasi dengan melambatnya data itu, maka tekanan the Fed untuk meningkatkan suku bunganya pun meredup.

 

Pelaku pasar pun kini kembali merespon positif. Akibatnya, laju bursa saham Asia di awal pekan mampu bertahan di zona hijau dan melanjutkan kenaikannya hingga kini.

 

Respon pasar pada perdagangan awal pekan ini misalnya, kenaikan yang ditimbulkan tak tanggung-tanggung. Penguatan yang melebih 3 persen pada IHSG pun melebihi presentase kenaikan di sejumlah bursa saham regional yang rata-rata hanya 1-2 persen. Akibatnya, kata Reza, hawa positif kembali berhembus. Banyak pelaku pasar pun kembali melakukan aksi beli.

"Tentu saja aksi beli itu membuat mayoritas indeks sektoral mengalami kenaikan, terutama pada indeks industri kimia dasar yang dimotori saham-saham semen, indeks keuangan (finansial) yang dimotori saham perbankan, dan indeks manufaktur yang dimotori semen dan konsumer," terang Reza.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement