Rabu 07 Oct 2015 15:42 WIB

IMF: Negara Berkembang Alami Perlambatan Lima Tahun Berturut-turut

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 A photographer takes pictures through a glass carrying the International Monetary Fund (IMF) logo during a news conference in Bucharest. (file photo)
Foto: Reuters/Bogdan Cristel
A photographer takes pictures through a glass carrying the International Monetary Fund (IMF) logo during a news conference in Bucharest. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- IMF mengatakan negara-negara berkembang di seluruh dunia akan melalui pelambatan tahunan kelima berturut-turut. Hal itu karena harga ekspor bahan baku mereka jatuh dan pertumbuhan pasar ekspor terbesar, Cina mengalami perlambatan.

Survei global Dana Moneter Internasional (IMF) mengkhususkan pergeseran pasar komoditas, serta ketegangan politik dan kemerosotan dalam pertumbuhan Cina yang berdampak terhadap seluruh dunia. Menurut IMF yang berbasis di Washington, negara-negara "emerging market" (negara yang belum dikatakan maju tetapi memiliki kondisi perekonomian bagus) dan berkembang bisa melihat pertumbuhan 4,0 persen pada 2015 dan 4,5 persen pada 2016.

Akan tetapi dalam kedua kasus itu secara tajam lebih suram turun dua persentase poin dari prediksi sebelumnya yang dibuat pada Juli. "Dalam lingkungan penurunan harga komoditas, pengurangan arus modal ke emerging markets dan tekanan pada mata uang mereka, dan meningkatnya volatilitas pasar keuangan, risiko penurunan pada prospek mereka telah meningkat, terutama untuk negara-negara emerging market dan berkembang," kata IMF.

Salah satu yang berkinerja terburuk, PDB Rusia diperkirakan akan terjun 3,8 persen tahun ini dan 0,6 persen tahun berikutnya. Sementara kontraksi Brazil akan mencapai tiga persen, diikuti lebih lanjut satu persen.

Cina, yang tumbuh luar biasa telah memicu banyak ekonomi dunia, akan tumbuh 6,8 persen tahun ini dan 6,3 persen tahun berikutnya, mempertahankan pelambatan yang telah memperburuk kekhawatiran pasar-pasar luar negeri tahun ini.

Afrika Selatan akan melihat pertumbuhan moderat 1,4 persen pada tahun ini, diikuti oleh pertumbuhan 1,3 persen pada 2016, kata IMF. India, anggota lain dari BRICS, bersama dengan Brazil, Rusia, Cina dan Afrika Selatan, masih tumbuh baik. Angkanya diperkirakan 7,3 persen dan 7,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement