REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Dua polisi Turki yang dituduh menodai mayat seorang pemberontak Kurdi, yang tewas dalam pertempuran di bagian tenggara negara itu akhirnya dipecat.
"Penyelidikan membuktikan keterlibatan kedua pria tersebut dalam kejadian pada awal bulan Oktober ini, saat jasad Haci Lokman Birlik diseret di belakang kendaraan lapis baja melintasi Jalan Sirnak," kata Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala dilansir AFP, Senin (12/10).
Pria berusia 24 tahun itu terbunuh dalam bentrokan pasukan keamanan Turki dengan sayap pemuda pagaris keras Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Foto di media sosial yang menunjukkan leher jasad Birlik diikat kemudian diseret di jalan di kota di Turki tenggara, membangkitkan kemarahan pegiat hak azasi manusia.
Dalam wawancara di saluran berita NTV Turki pada Senin, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu berjanji membawa para pelaku ke pengadilan.
"Tindakan seperti itu tidak dibenarkan dalam negara hukum, bahkan jika itu berhubungan dengan teroris," kata dia.
Pemerintah Turki telah melancarkan serangan tanpa henti untuk melumpuhkan PKK, yang telah melakukan serangkaian gencatan senjata sejak dua tahun lalu yang kemudian berhenti pada akhir Juli.
PKK pada Sabtu (10/10) lalumengumumkan gencatan senjata sepihak hingga pemilu yang dijadwalkan pada 1 November, namun pertempuran terus berlanjut terutama di bagian tenggara Kurdi.
"Lebih dari 140 tentara dan polisi tewas dalam pengeboman PKK serta penembakan sejak kembalinya konflik terbuka, dibandingkan dengan sekitar 1.700 korban militan, hampir semuanya dari PKK," tulis Kantor Berita Anatolia minggu lalu.
Partai Demokrasi Rakyat (HDP) yang pro-Kurdi menyatakan puluhan warga sipil tewas dalam operasi militer dan kepolisian, yang tentu dibantah oleh pemerintah. Birlik adalah saudara ipar seorang anggota parlemen HDP.