Rabu 14 Oct 2015 13:57 WIB

Pefindo: Prospek Bank Mandiri dan Danareksa Stabil

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
 Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek dua institusi keuangan milik pemerintah, Bank Mandiri dan Danareksa (Persero) masih stabil dengan peringkat masing-masing idAAA dan idA. Peringkat tahunan ini diberikan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan berlaku untuk setahun mendatang hingga Oktober 2016.

Dalam penjelasan bulanan di Bursa Efek, Selasa (13/10), analis Pefindo Danan Dito menyatakan, peringkat Bank Mandiri masih idAAA dengan prospek stabil.

Hingga pertengahan 2015, total aset Bank Mandiri mencapai Rp 914 triliun dengan kredit Rp 550 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) Rp 654 triliun. Selain itu, anak usaha Bank Mandiri bertambah satu, asuransi jiwa InHealth Indonesia.

Prospek yang stabil ditopang dukungan kuat pemerintah yang selalu siap menyuntikan modal saat diperlukan. Bank Mandiri juga termasuk salah satu pemain besar di industri perbankan dengan 1,5 juta akun kredit dan 14,5 juta deposan di berbagai segmen dari korporasi sampai mikro.

Meski demikian, Pefindo memperingatkan adanya tekanan rasio kredit bermasalah (NPL)

"Pefindo melihat ada tekanan pada kualitas aset dengan naiknya NPL dari 2,2 persen 2014 menjadi 2,5 persen di paruh pertama 2015," kata Dito.

Prospek PT Danareksa (Persero) pun masih stabil dengan peringkat idA. Posisi ini didukung kepemilikan Danareksa sebagai BUMN, koneksi kuat dengan BUMN lain, likuiditas memadai dengan cash equivalent kuat yang lebih dari Rp 600 miliar, serta akses perbankan yang mencapai Rp 2,5 triliun yang setengahnya masih bisa digunakan.

Namun, volatilitas pasar modal masih jadi pembatas tersendiri bagi perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas pasar modal seperti Danareksa. Perusahaan pelat merah ini juga menghadapi tantangan mencari pendapatan yang stabil.

"Selain kondisi pasar modal, peringkat Danareksa bisa turun akibat persaingan atau turunnya dukungan pemerintah," kata Dito.

Peringkat Danareksa bisa naik jika profitabilitasnya naik diimbangi manajemen risiko yang lebih baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement