Ahad 18 Oct 2015 14:19 WIB
Piala Presiden

BOPI: Piala Presiden Proses Menuju Kebangkitan Sepak Bola Nasional

Rep: Frederik Bata/ Red: Citra Listya Rini
Logo BOPI.
Logo BOPI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengapresiasi penyelenggaraan Piala Presiden. Ketua BOPI, Noor Amman mengatakan event tersebut  membangkitkan semangat sepak bola tanah air yang belakangan  mati suri.

"Piala Presiden ini bisa menjadi proses menuju kebangkitan di tengah hiruk -pikuknya kondisi sepak bola kita, ini bisa menjadi model yang baik," kata Noor ketika dihubungi Republika, Ahad, (18/10).

Noor menuturkan jika hasil evaluasi antara pihak sponsor dan pemerintah berujung pada kepuasan, maka ajang serupa bisa diadakan lagi. Sebab kompetisi yang telah memasuki tahap akhir ini, menurutnya disetting sesuai aturan berlaku dalam olahraga profesional.

Dengan catatan, lanjut dia, segala rapor baik perlu dipertahankan. Yakni pendaftaran klub-klub yang telah terverifikasi. Juga ada pemodal dan sponsor yang siap mendukung.

"Kalau begitu sekitar dua tiga bulan lagi saya pikir bisa dibuat lagi event sekelas turnamen ini (Piala Presiden)," imbuhnya.

Soal liga yang masih dibekukan, menurutnya  bersama berbagai pemangku kepentingan, mereka telah berupaya untuk melobi agar FIFA mencabut hukuman. Jika itu sudah terjadi, maka ia menekankan kompetisi harus berjalan sesuai mekanisme yang berlaku.

Yakni liga Indonesia harus profesional. Dalam konteks ini turnamen yang diatur lewat tata kelola yang baik. Bebas dari intervensi politik. Dengan demikian bisa menghadirkan kejuaraan yang berkulaitas.

"Ini bisa menambah kesejahteraan pemain, yang tentu saja mempengaruhi motivasi berlatih  mereka," ujar Noor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement