REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Ahmet Dovutoglu mengatakan Turki bukan kamp konsentrasi, Senin (19/10).
Turki tidak akan mengizinkan pengungsi tinggal secara permanen hanya untuk menyenangkan Uni Eropa. Sebelumnya, Uni Eropa ingin Turki menampung pencari suaka sebanyak mungkin untuk menghindari mereka mengungsi ke Eropa.
"Kami tidak bisa menerima pemahaman, seperti 'beri kami uang dan mereka tinggal di Turki'. Turki bukan kamp konsentrasi," ujar Dovutoglu dalam wawancara langsung di televisi, satu hari sebelum bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel mengenai krisis pengungsi, dikutip dari IBTimes.
Jerman optimistis mengenai permintaan Turki atas liberalisasi visa. Dovutoglu memuji Jerman karena menghentikan imigrasi ilegal. Turki setuju membentuk mekanisme gabungan untuk mencatat jumlah warga Suriah atau korban lain yang menggunakan Turki sebagai pintu masuk ke Eropa.