Selasa 27 Oct 2015 07:02 WIB

Serapan Batu Bara untuk Pasar Domestik Rendah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Tambang Batu Bara (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Tambang Batu Bara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat serapan komoditi batu bara untuk pasar domestik masih rendah. Direktur Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM)  Bambang Gatot menyatakan, pertumbuhan peningkatan alokasi batu bara untuk pasar dalam negeri hanya 4 persen per tahun. Sedangkan, pertumbuhan produksi batu bara nasional sebesar 14 persen per tahun.

Lebih jauh Bambang menjelaskan, produksi batu bara mencapai 425 juta ton pada 2015, di mana kebutuhan domestik baru 70 sampai 90 juta ton pada tahun ini. "Jadi ini sangat ketinggalan jauh. Ini yg harus kita tingkatkan, paling tidak di 2019 kita bisa gunakan batubara sampai 60 persen. Memang untuk 35 ribu MW masih sangat besar," ujar Bambang, Senin (26/10).

Untuk mendorong peningkatan pemanfaatan komoditi batu bara untuk pasar lokal, Bambang menegaskan pemerintah sedang mengupayakan hilirisasi di sektor pertambangan. Di samping itu, pemegang kontrak karya harus mengoptimalkan penemuan cadangan baru.

Nantinya, kata Bambang, ekspor komoditi batu bara tidak perlu lagi dalam bentuk raw material atau mineral mentah. Ekspor, lanjutnya, harus dalam wujud sudah dinaikkan nilai jualnya. "Harus ada nilai tambah, agar penerimaan negara naik, serta dapat mengoptimalisasi daripada mineral tersebut," ujarnya.

Peningkatan nilai tambah, menurut Bambang, juga penting untuk menciptakan investasi yang kondusif. Terlebih selama ini nyaris belum ada lagi penemuan cadangan baru. Kegiatan eksploitasi hanya menggarap temuan-temuan lama yang sudah berpuluh tahun digarap.

"Belum ada minerba yang baru sehingga tidak berkembang dengan baik. Sehingga ini perlu kita bagaimana menciptakan iklim investasi yang mulus," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement