REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani mengungkapkan Pakistan memainkan peran vital dalam perkembangan program nuklir Iran pada 1980-an.
Rafsanjani yang menjabat pada 1989-1997 mengungkapkan Iran menerima desain dan teknologi dari Pakistan. Hal itu termasuk 4.000 sentrifugal untuk memperkaya uranium.
Dia mengatakan Iran mempertimbangkan kemampuan penangkal nuklir ketika memulai program nuklirnya di awal revolusi 1979.
"Abdul Qadeer Khan dari Pakistan yakin dunia Islam harus memiliki bom nuklir. Pakistan menolong kami. Kami dalm perang dan ingin memiliki pilihan saat musuh kami menggunakan senjata nuklir. Ini pemikiran kami," ujarnya dalam wawancara yang dipublikasikan situs Iran Nuclear Hope, dikutip IB Times, Jumat (30/10).
Rafsanjani mengatakan dia dan pemimpin Iran Ayatollah Khamenei mencoba bertemu AQ Khan saat mereka di Pakistan untuk mencapai kesepakatan nuklir. Namun, kesepakatan itu gagal.
"Disepakati Pakistan harus menolong kami, misalnya dengan mengirim sentrifugal generasi pertama bekas dan sejumlah desain," katanya.
Iran juga ditolong Cina. "Fasilitas konversi uranium (UCF) Isfahan dibangun Cin," katanya.