REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Wellington menggelar "Coffee Cupping and Chocolate Tasting" untuk mempromosikan kopi dan coklat asal Indonesia dengan narasumber Irvan Helmi, pendiri Anomali Coffee dan Pipiltin Cocoa dari Jakarta.
Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (31/10) menyebutkan, acara ini yang berlangsung Jumat (30/10) bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produk kopi dan coklat Indonesia ke Selandia Baru khususnya Wellington yang memiliki budaya minum kopi yang cukupt inggi.
Dari hasil survei CNN tahun 2014, Wellington merupakan salah satu dari delapan destinasi kopi internasional.
Dubes RI di Wellington Jose Tavares menyampaikan bahwa Indonesia adalah produsen biji kakao terbesar ketiga di dunia sehingga pembuat coklat di Selandia Baru dapat memanfaatkan Indonesia sebagai alternatif sumber coklat yang dapat diandalkan.
Demikian pula dengan kopi Indonesia, menurut dia, karakteristiknya yang unik, aroma yang kuat serta tingkat asam yang rendah, diyakini dapat memperkaya variasi sajian kopi di kafe-kafe Selandia Baru.
Kopi Indonesia yang disajikan dalam acara ini terdiri atas kopi Aceh Gayo, Mandailing Sumatra, Jawa Barat, Kintamani Bali, Toraja dan Wamena (Papua).
Pada kesempatan mencicipi rasa coklat, peserta merasakan coklat asal Pidie Jaya Aceh, Glenmore Banyuwangi, Tabanan Bali, dan Tanazozo Flores dalam bentuk coklat batangan, serbuk dan selai.
Para peserta menyukai cita rasa kopi dan coklat Indonesia yang disajikan.
"Saya menyukai variasi cita rasa coklat dari berbagai daerah ini, khususnya coklat Pidie yang memiliki aroma rempah dan tembakau," ujar seorang pembuat coklat di Wellington. Pada acara ini juga hadir coffee roaster Wellington yang telah mengimpor kopi Jawa Barat dan memasarkan sebagai "single origin coffee" di Selandia Baru.
Ekspor kopi Indonesia ke Selandia Baru pada tahun 2014 tercatat sebesar 675,5 ton senilai 4,1 juta dolar AS sedangkan ekspor coklat pada tahun yang sama senilai 10,6juta dolar.