Rabu 11 Nov 2015 22:37 WIB

Indonesia Sudah Liberal, Sekalian Saja Gabung TPP

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Perwakilan 12 negara yang terlibat dalam Trans Pacific Partnership (TPP) di Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat.
Perwakilan 12 negara yang terlibat dalam Trans Pacific Partnership (TPP) di Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman menyebut tidak ada yang perlu ditakutkan untuk bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) atau kemitraan lintas pasifik. Alasannya, Indonesia sudah cukup liberal dalam hal perdagangan.

Rizal menjelaskan, Indonesia memiliki tarif bea masuk rata-rata 6,73 persen. Menurutnya, tarif tersebut lebih rendah dibandingkan banyak negara lainnya. Bahkan, lebih dari 80 persen barang impor masuk ke Indonesia dengan tarif nol sampai lima persen.

"Jadi, sudah cukup liberal. Karena itu, lebih baik kita masuk TPP supaya negara lain juga menjadi lebih terbuka untuk produk-produk kita," kata Rizal, Rabu (11/9).

Rizal tak menampik bahwa TPP akan membuat arus impor semakin deras. Namun, menurutnya hal tersebut tidak selamanya merugikan. Apalagi, hampir 93 persen barang yang diimpor adalah barang modal dan bahan baku. Sementara impor barang konsumsi hanya sedikit.

Impor barang modal dibutuhkan agar industri dalam negeri bisa memproduksi barang-barang yang pada akhirnya memiliki kualitas ekspor. Dengan adanya tren pelemahan rupiah, maka TPP bisa mengurangi ongkos impor karena pemangkasan tarif.

"Intinya kita harus agresif meningkatkan kerja sama perdagangan agar tidak tertinggal dengan negara lainnya, khususnya Asean," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement