REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman menyebut tidak ada yang perlu ditakutkan untuk bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) atau kemitraan lintas pasifik. Alasannya, Indonesia sudah cukup liberal dalam hal perdagangan.
Rizal menjelaskan, Indonesia memiliki tarif bea masuk rata-rata 6,73 persen. Menurutnya, tarif tersebut lebih rendah dibandingkan banyak negara lainnya. Bahkan, lebih dari 80 persen barang impor masuk ke Indonesia dengan tarif nol sampai lima persen.
"Jadi, sudah cukup liberal. Karena itu, lebih baik kita masuk TPP supaya negara lain juga menjadi lebih terbuka untuk produk-produk kita," kata Rizal, Rabu (11/9).
Rizal tak menampik bahwa TPP akan membuat arus impor semakin deras. Namun, menurutnya hal tersebut tidak selamanya merugikan. Apalagi, hampir 93 persen barang yang diimpor adalah barang modal dan bahan baku. Sementara impor barang konsumsi hanya sedikit.
Impor barang modal dibutuhkan agar industri dalam negeri bisa memproduksi barang-barang yang pada akhirnya memiliki kualitas ekspor. Dengan adanya tren pelemahan rupiah, maka TPP bisa mengurangi ongkos impor karena pemangkasan tarif.
"Intinya kita harus agresif meningkatkan kerja sama perdagangan agar tidak tertinggal dengan negara lainnya, khususnya Asean," ucap dia.