REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil audit forensik dan investigasi oleh Pertamina menunjukkan adanya oknum-oknum eks-Pertamina Energy Trading Limited (Petral) masih bercokol di dalam tubuh Pertamina. Akibatnya, empat orang mantan manajer Petral dinonaktifkan. Audit Petral tersebut ternyata belum akhir dari upaya 'pembersihan' Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyatakan target selanjutnya adalah Integrated Supply Chain (ISC) sebagai unit bisnis Pertamina yang fungsinya menggantikan Petral. Ia menyebutkan, pejabat Integrated Supply Chain (ISC) yang terlibat mafia minyak dan gas bumi (migas) masih harus diselidiki. Hal ini lah yang membuat pejabat ISC masih belum ada yang kena sanksi, seperti empat pejabat lain eks-Petral.
"Di ISC, karena di situ belum tersebut namanya siapa, kita masih lakukan penyelidikan," kata Dwi usai menemui Komisi VII DPR, Senin (23/11).
Dwi menambahkan, Pertamina masih melakukan penyelidikan untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas perhitungan berlebih yang selama ini terjadi dalam pengadaan BBM lewat Petral.
"Di ISC sedang kita lakukan penyelidikan," ucap Dwi.
Sementara itu, Vice President ISC Daniel Purba enggan memberikan tanggapan saat ditanya wartawan soal transparansi pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
"Tolong nanti pertanyaannya dikumpulin saja lewat Bu Wianda (VP Corporate Communication), nanti kita jelasin," kata Daniel.
Daniel juga menolak memberikan tanggapan saat dimintai pendapat bahwa ISC tidak ada bedanya dengan Petral. "Nanti lewat Bu Wianda saja ya," kata Daniel.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku tidak yakin bahwa praktik pemburu rente sepenuhnya hilang di dalam tubuh Pertamina, di mana saat ini pengadaan BBM diambil alih oleh ISC. Rizal menilai, kondisi yang ada saat ini tidak berbeda dengan semasa Petral masih ada karena pejabat ISC sama saja dengan oknum yang terdahulu.
"Saya nggak begitu yakin (ISC lebih baik dari Petral). Orang-orangnya masih sama saja," kata Rizal di Jakarta pekan lalu. (Baca juga: Pertamina Anggap Audit Petral Mencukupi)