Kamis 26 Nov 2015 17:42 WIB

Kementan Dukung BPS Lakukan Survei Luas Panen

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan konferensi pers menjawab langkah Badan Pusat Statistik (BPS) yang melakukan sejumlah survei guna memperbaiki kualitas data pangan. Sebelumnya, BPS menyebut metode penghitungan produksi pangan yang dilakukan BPS tidak berjalan sendirian. 

Ada pengumpulan data awal berupa luas panen yang diperoleh dari Kementan dan keabsahannya menjadi tanggung jawab Kementan. Barulah setelah itu BPS menindaklanjutinya dengan melalukan penghitungan data produktivitas. 

Hasilnya, laporan prediksi produktivitas pangan diduga overestimate. "BPS bertanggung jawab terhadap data yang diterbitkan, karena BPS mengumpulkan data dari kantor cabang kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring, Kamis (26/11). 

Tupoksi, kata dia, perlu diperjelas bahwa Kementan mempunyai mandat produksi, sedangkan data statistik mandat BPS. Hasil menerangkan, BPS merupakan satu-sarunya lembaga yang mempunyai otoritas dan kompetensi di bidang kestatistikan  dari pusat hingga kecamatan. 

Data dikumpulkan berjenjang dari level bawah oleh PPL, mantri tani, Babinsa, termasuk penyuluh pertanian. Data tersebut lantas dikirimkan ke kantor statistik kecamatan, provinsi hingga pusat. "Jadi tidak ada data dari Kementan, kita hanya menerima data dan melakukan validasi," ujarnya.

Kementan pun telah berupaya agar validasi data luas panen seakurat mungkin. Bahkan, dianggarkan dana Rp 49 miliar per Juni 2015, guna merefresh tenaga-tenaga yang menghitung data luas panen di kecamatan, kabupaten dan provinsi. 

Dana juga digunakan untuk melakukan pelatihan, memberi alat pengukur dan menambah honor. Jelang data luas panen diberikan ke BPS pun, Kementan melakukan validasi dan kroscek di lapangan di antaranya di kawasan Jawa, Bali, Sumatra dan Sulawesi. Hasilnya, antara laporan dan validasi Kementan aman-aman saja.

Meski begitu, Kementan terbuka bila ada inovasi dan perbaikan baru guna memperbaiki data pangan. Termasuk jika BPS ingin melakukan survei luas panen. Ia sangat mendukung sepenuhnya. "Kita tunggu hasilnya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement