Kamis 03 Dec 2015 06:36 WIB

Sosok Slamet Effendy Yusuf dalam Memori Menag

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Slamet Effendy Yusuf (kanan) berbicara saat menjadi narasumber dalam Pekan Konstitusi di Jakarta, Selasa (31/1).
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Slamet Effendy Yusuf (kanan) berbicara saat menjadi narasumber dalam Pekan Konstitusi di Jakarta, Selasa (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan duka mendalam dan mengaku  kehilangan atas wafatanya Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Slamet Effendi Yusuf meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/12) pukul 23.00 WIB.

“Saya mengenal almarhum sebagai sosok yang rajin dan konsisten dalam membangun kerukunan umat beragama di Tanah Air,” kata dia, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/12).

Menurut dia,  Slamet adalah sosok politisi yang senantiasa menempatkan agama dalam konteks keindonesiaan. “Wawasan kebangsaan yang dimilikinya menyebabkan almarhum selalu mengaitkan keislaman dengan keindonesiaan,” ujar dia.

Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai aktivis. Beliau tercatat sebagai Ketua Umum GP Ansor Nahdlatul Ulama selama dua periode. Almarhum juga pernah menjadi anggota DPR  RI dan  Pengurus MUI Pusat. Saat ini, almarhum  tercatat sebagai  Wakil Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama.

Selain itu,  almarhum juga dipercaya sebagai Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) dan Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). 

Menag Lukman menilai kontribusi almarhum dalam meningkatkan kualitas haji  besar. “Sebagai Amirul Hajj dalam dua kali musim haji terakhir, saya banyak menerima masukan perbaikan dari almarhum,” ujar Lukman.

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, Kompleks Perumahan Citra Gran, Castle Garden Blok H-5 Nomor 18 Cibubur Jakarta Timur mulai pukul 06.00 – 12.00 WIB.

Menag dijadwalkan bertakziah ke rumah duka setelah merilis Produk Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan di Gedung Kemenag Jalan MH. Thamrin yang akan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement