REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Nur Inganah, salah seorang anggota keluarga besar almarhum KH Slamet Effendy mengungkapkan bahwa keluarga besar almarhum di Desa Lesmana Ajibarang menerima kabar duka, Kamis (3/12) dini hari. Ternyata, Slamet telah lama menderita penyakit jantung kronis.
''Informasinya, almarhum meninggal saat sedang menghadiri suatu acara di Bandung,'' katanya.
Soal penyebabnya, Nur mengaku tidak tahu. Namun, sebelumnya memang almarhum sebelumnya memiliki penyakit jantung kronis.
Dia juga menyebutkan, bila sedang menghadiri suatu acara, almarhum biasanya selalu didampingi istrinya, Siti Aniroh. Demikian juga bila sedang pulang kampung, istrinya selalu mendampingi.
''Namun, saat menghadiri acara di Bandung, almarhum tidak didampingi Bu Aniroh. Kabarnya, ibu sedang ada acara di Muslimat NU sehingga tidak bisa mendampingi Pak Kiai,'' katanya.
Nur Inganah menyebutkan, almarhum lahir di Desa Lesmana Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, 12 Januari 1949.
Semasa hidupnya, almarhum pernah mendapat amanah berbagai jabatan. Antara lain, sebagai Ketua GP Anshor, Ketua MPR periode 1988-1993 dan anggota DPR-RI periode 1992-2009 dari Partai Golkar, dan juga menjadi Ketua MUI.
Pada usia mudanya, almarhum juga pernah bergelut menjadi wartawan. Antara lain, Harian Umum Pelita pada tahun 1977-1998, dan ikut mendirikan dan memimpin Majalah Forum Keadilan pada tahun 1989. Selain itu, Slamet Effendi Yusuf juga penah aktif di PMII dan menjadi Ketua PMII Cabang Yogyakarta pada tahun 1972-1973.