Kamis 03 Dec 2015 13:09 WIB

Rekan Diskusi yang Kehilangan Slamet Effendy Yusuf

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Para tokoh hadir di rumah duka Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendy Yusuf di rumah duka, Cibubur, Bogor, Jabar, Kamis (3/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Para tokoh hadir di rumah duka Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Slamet Effendy Yusuf di rumah duka, Cibubur, Bogor, Jabar, Kamis (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti turut berbelasungkawa atas wafatnya Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf.

Di mata Mu'ti, sosok Slamet adalah senior, sahabat, dan guru saya. "Saya bersama-sama (dengan Slamet) dalam berbagai forum ormas Islam, kerukunan antariman, dan penanggulangan terorisme. Secara pribadi saya sangat kehilangan," ujarnya, Kamis (3/12).

Sosok Waketum MUI itu bagi Mu'ti adalah sosial yang sederhana, teguh pendirian, dan bersahabat. Mu'ti mengatakan, meski terpaut usia cukup jauh, Slamet tetap memberikan penghormatan kepada juniornya itu.

Ia melanjutkan, Slamet merupakan rekan diskusi yang baik terutama dalam masalah-masalah keumatan dan kebangsaan. "Tidak hanya keluarga dan warga NU yang kehilangan wafatnya Kiai Slamet tetapi juga umat Islam dan bangsa Indonesia," ujarnya.