Selasa 29 Dec 2015 15:48 WIB

Pemerintah akan Perluas Negara Pengimpor Bahan Pangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Daging Sapi Impor
Foto: Republika-Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pemerintah akan melakukan reformasi dalam pengadaan pangan melalui diversifikasi sumber pangan. Dengan demikian, nantinya pengadaan impor pangan tidak hanya bergantung pada satu negara tertentu saja.

"Impor daging sapi sejauh ini masih bergantung kepada Australia saja, oleh karena itu kami ingin ada diversifikasi sumber dari negara lain misalnya India," ujar Thomas di Jakarta, Selasa (29/12).

Thomas menjelaskan, salah satu yang masih menjadi kendala dari diversifikasi sumber pangan tersebut yakni adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan di suatu negara. Menurut Thomas, wabah penyakit mulut dan kuku biasanya hanya berada di zona tertentu dari sebuah negara. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian sepakat untuk mengubah ketentuan impor daging sapi dengan melihat zona wilayah. "Meskipun di suatu negara yang sama tapi kalau zonanya jauh, bisa bebas dari PMK," kata Thomas.

Selain daging sapi, pemerintah juga sedang mempelajari dan akan mencoba sumber-sumber importasi beras dari negara lain. Hal ini dilakukan agar importasi beras tidak tergantung dari Vietnam dan Thailand saja.

Ia mengakui, sepanjang 2015 sektor pangan masih belum memuaskan karena beberapa komoditas pangan harganya masih tinggi. Untuk mengatasi tingginya harga pangan, pemerintah melakukan pendekatan multidimensi dan ada upaya dari Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, diharapkan harga pangan bisa semakin kompetitif.

Thomas mengatakan, untuk fenomena el nino diperkirakan masih akan berlangsung sampai pertengahan 2016. Menurutnya, meskipun sudah memasuki musim tanam pemerintah tetap harus waspada jika sewaktu-waktu terjadi gagal panen karena fenomena el nino tersebut.

"Kita harus jaga stok dan psikologi pasar agar tenang," ujar Thomas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement